Senin, 21 April 2008

kawanku aku bukanlah apa yang nampak padaku. penampilanku tak lebih hanyalah pakaian yang kukenakan yang melindungiku dari cercaan pertanyaanmu dan menjagamu dari kealpaanku.
"aku" didalam diriku,kawanku,,mendekam di rumah keheningan, dan disana ia akan tinggal selamany, tak teraba, tak terdekati.
Ketika kau naik ke surgamu, aku turun kenerakaku dan kemudian kau memintaku menyebrangi teluk tanpa jembatan,"temanku" dan aku menyeru balik padamu,"kawanku"karena aku tidak mungkin membuatmu melihat nerakaku. nyala api akan membakar pandang matamu dan asap akan menyesaki hidungmu. dan aku mencintai nerakaku begitu rupa dan berharap kau mengunjunginya. aku akan mendekam di neraka sendirian.
Kau mencintai kebenaran,keindahan, dznkebajikan; ddan demi engkau, aku mengatakan bahwa memang baik dan sudah selayaknya mencintai hal-hal itu. tetapi didalam hatiku aku terkekeh pada cintamu. namuntak bisa membuat,u menyaksikan aku tertawa.
Aku tertawa sendirian.
Kawanku engkau baik waspada dan bijaksana, ya engkau sempurna dan aku begitu juga, berbicara kepadamu dengan bijak dan waspada. sesungguhnya aku gila. tetapi aku menopengi kegilaanku. aku gila sendirian.